Total Kemacetan

Kamis, 29 September 2011

Jumlah Harimau Sumatra tinggal 400 ekor!

Liputan6.com, Pekanbaru: Hutan tanaman industri memang menghasilkan uang, tapi aktivitas perambahan hutan mereka harganya amat sangat mahal. Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) masuk dalam harga itu, karena jumlahnya tinggal 400 saja di habitatnya.

"Semakin hari jumlahnya semakin sedikit, karena perambahan hutan itu. Perusahaan semata-mata hanya memikirkan nilai ekonomis, tanpa memikirkan dampak dan akibatnya ke depan" kata Koordinator Kampanye Hutan Greenpeace Rusmadya di Pekanbaru, Riau, Kamis (29/9).

Harimau bali (Panthera tigris balica) dan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) telah punah sejak puluhan tahun lalu karena habitatnya sudah dirambah. Harimau bali--harimau terkecil tubuhnya--terakhir yang difoto terjadi pada 1938, itupun dalam keadaan mati. "Jadi kalau tempat tinggalnya setiap hari dihancurkan, mau ke mana lagi," ujar Rusmadya.

Jika terancam dan kekurangan binatang mangsa karena habitat asli rusak atau punah, harimau kelakuannya jadi ekstrim. Mereka masuk perkampungan penduduk dan menyerang manusia. Yang menjadi korban perambahan hutan oleh perusahaan HTI itu adalah masyarakat biasa.

"Akibat ulah perusahaan HTI yang tidak bertanggung jawab yang tidak memikirkan adat dan peraturan, yang menjadi korban masyarakat kita sendiri yang berkonflik dengan harimau," ungkapnya.

Karena itu, kata dia, hendaknya perusahaan hutan tanaman industri secepatnya menghentikan aktivitas perambahan liarnya, karena kalau masih diteruskan sangat buruk akibatnya. "Yang perlu diingat hutan merupakan sosok yang suci dan sakral menurut nenek moyang kita. Jadi jika kita merusak hutan sama halnya kita merusak adat dan kepercayaan nenek moyang kita yang dulu" kata Rusmadya.(ANS/Ant)

Minggu, 25 September 2011

Braga Festival 2011



Braga festival diselenggarakan 3 hari dari hari jumat (23-9-2011) sampai dengan hari minggu(25-9-2011) dan saya mendatangi bragafest pada hari sabtu sore.

Mengambil jalan masuk melalui permulaan jl.Braga, sebelah museum KAA (Konferensi Asia-Afrika) dan tentunya jalan sudah macet dan parkir sudah penuh yang berakibat harus menunggu dengan sabar mudah-mudahan ada yang pulang.



Pada Bragafest kali ini berharap bisa menemukan sesuatu yang unik, yang lain dari biasanya. Tapi,ternyata biasa-biasa saja (penilaian subjektif).
Setelah mengelilingi seluruh kawasan Bragafest (sepanjang jalan braga dan jl. cikapundung) dan memasuki museum KAA, akhirnya kita pulang lagi. Jadi kalau ditanya kesannya, saya akan jawab "Ya, begitulah"

Sabtu, 17 September 2011

Pelebaran Jalan

Di atas motor, lagi macet.

+ : kayanya bakal ada pelebaran jalan
-  : masa sih? daerah sini susah mau lebarin jalan...tuh... bangunan-bangunan juga udah pada mepet gitu.
+ : tuuh... (nunjuk ke sebrang jalan yang sudah ada galian)
-  : eeeh...beneran gitu? bukan, ah...paling galian kabel
+ : lihat aja ntar

(saat  motor melaju ternyata daerah bawah juga sudah mulai di congkel dan dibersihkan )

-  : jalan di lebarin...teruus... trotoar dan pohon hijau sepanjang jalan mau dikemanain? tambah gersang aja... tiap hari cuma menghisap asap
+ : (diam)
- : harusnya bukan jalan yang terus dilebarin, tapi memikirkan bagaimana mengurangi jumlah kendaraan yang terus meningkat sepanjang tahun (ngoceh sendiri)

Jumat, 16 September 2011

Cerpen Mini

gosong


tinggal satu lagi musuh yang harus dijatuhkan,tercium aroma tak sedap dari dapur.

ingus


anak kecil itu mencoba meraih dengan ujung lidahnya, sesuatu yang jatuh dari lubang hidungnya

cantik


+ :cantik yaa,Pa.. (memperlihatkan sebuah gaun)
- :iya,cantik sekali (memperhatikan pramuniaga)

minggat


anak :pokoknya kalau gak boleh pacaran sama Dodo, mending minggat deh
ibu :sudah punya bekal buat minggatnya?